MAKALAH ASKEB IV
NIFAS 6 HARI
Disusun
Oleh :
* Dewi
sartika
* Reli Aprilawanti
* Tika bela sari
* Zone Asia ava berty
POLITEKNIK
KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN
KEBIDANAN
T/A
2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah tentang asuhan kebidanan IV ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk meningkatkan kemampuan kami dalam mempelajari Asuhan
kebidanan IV khususnya mengenai deteksi dini komplikasi dan penyulit masa nifas
6 hari.Walaupun kami mendapat hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan
dan pengarahan ,kami dapat menyelesaikan
makalah ini dan mengucapkan banyak terima kasih.
kami
menyadari makalah ini masih sangat sederhana, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat saya harepkan demi kesempurnaan makalah tentang
asuhan kebidanan IV.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan .
Banyak para ahli mendefinisikan
pengertian masa nifas,yaitu :
Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya
pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi
yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan
waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
B.
Tujuan Asuhan Masa Nifas
·
Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
·
Melaksanakan
skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
·
Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan
manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari.Memberikan pelayanan keluarga berencana.
·
Mendapatkan
kesehatan emosi.
C.
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
·
Kunjungan
nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
·
Kunjungan
nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
·
Kunjungan
nifas ke tiga dalam waktu 6 miggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
D. Kebijakan
Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa
nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
·
Menilai
kondisi kesehatan ibu dan bayi.
·
Melakukan
pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas
dan bayinya.
·
Mendeteksi
adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
·
Menangani
komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun
bayinya.
E.
Pelayanan yang diberikan adalah :
·
Pemeriksaan
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
·
Pemeriksaan
tinggi fundus uteri (involusi uterus).
·
Pemeriksaan
lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
·
Pemeriksaan
payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
·
Pemberian
kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
·
Pelayanan
KB pasca salin
BAB
II
PEMBAHASAN
Bidan
memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum agar
dapat mendeteksi dini komplikasi dan penyulit yang mungkin terjadi. Bidan perlu melakukan manajemen asuhan dengan
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mencegah atau
mengobati komplikasi atau penyulit dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
B.Komplikasi
dan penyulit yang sering terjadi masa nifas 6 hari
a. Gangguan
Pada Payudara
1. Bendungan
air susu ibu.
Bendungan air susu
atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan
bisa disertai dengan kenaikan suhu.Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah
vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang
merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi.Keadaan ini bukan merupakan overdestensi
sistem lakteal oleh susu.
Penatalaksanaan:
a. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi.
a. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi.
b. Menyangga
payudara dengan BH yang menyokong.
c. Kompres dengan
kantong es
d. Pemberian
analgesic
2. Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.
Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1) Ibu memperhatikan
adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis
infeksius adalah :
1) Ibu mengeluh
lemah dan sakit pada otot seperti flu.
2) Ibu dapat
mengeluh sakit kepala.
3) Ibu demam
4) Terdapat area
luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5) Kulit pada
payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6) Terjadi
pembengkakan pada payudara.
Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:
a. Berikan
kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
b. Sangga payudara.
c. Kompres dingin.
d. Bila diperlukan,
berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus di
dorong menyusui meskipun ada pus.
f. Jika bersifat
infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik untuk mengurangi demam
dan nyeri.
g. Pantau suhu tubuh
akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39 0C), periksa kultur susu
terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
h. Pertimbangkan
pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
i. Ikuti perkembangan 3 hari setelah
pemberian pengobatan.
3. Putting susu lecet
a.Penyebab:
1. Kesalahan tehnik menyusui
2. monoliasis/sariawan mulut bayi yg
menular ke putting
3. pemakaian sabun, alcohol, krim atau
zat iritan lain
4. Bayi dg tali lidah (frenulum lingue)
yang pendek
5. menghentikan menyusu kurang
hati-hati
b.Manajemen:
1. Susukan pada putting yg normal
terlebih dahulu
2. < frekensi dan lamanya menyusu pada putting
yg lecet
3. Tehnik menyusui yang benar
4. pelembut putting dan anti infeksi
5. Hindari sabun, alcohol atau zat
iritan lain
6. Bubuhkan minyak lanolin atau minyak
kelapa yg sudah dimasak untuk menghindari payudara penuh
4. Saluran susu tersumbat (OBSTRUCTIVE
DUCT)
a.Penyebab:
Saluran
yang tidak efektif karena:
·
Posisi
dan tehnik yang salah sewaktu menyusui Hisapan yang kurang baik
·
Tidak
sering disusukan termasuk tidak disusukan
·
Tekanan
jari ibu, tidur atau baju waktu menyusui
·
Pemakaian
BH yang ketat
·
Stress
dan kelelahan
·
Sumbatan
pada putting
b.Komplikasi
dari: putting lecet, payudara bengkak
a. Gejala:
·
Benjolan
terlihat jelas dan lunak
·
Nyeri,
bengkak yang terlokalisir
·
Kadang
meradang dan merasa tidak nyaman, panas
c.Manajemen:
·
Masase
·
Kompres
panas dingin secara bergantian
·
Keluarkan
ASI setelah menyusui bila masih terasa penuh
·
Ubah
posisi menyusui
5. Infeksi masa nifas atau sepsis
puerperalis.
a. Bakteri penyebab sepsis puerpuralis:
·
Streptokoccus.
·
Stafilokoccus.
·
E. Coli.
·
Clostridium tetani.
·
Clostridium welchi.
·
Clamidia dan gonocokkus.
b.
Bakteri ini
masuk kedalam vagina dari luar yaitu:
·
Malalui tangan dan alat yang tidak steril.
·
Melaluui substansi.
·
Malalui aktivitas seksual.
c.
Tanda dan
gejala sepsis puerpuralis.
·
Demam.
·
Nyeri pelviks.
·
Nyeri tekan di uterus.
·
Lokia berbau menyengat.
·
Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
·
Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan
mengeluarkan darah.
d.
Faktor terjadi
sepsis puerpuralis.
·
Personal Hygiene yang buruk.
·
Tekhnik asptik yang buruk.
·
Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir.
·
Adanya jaringan mati pada jalan lahir.
·
Inersi tangan, instrumen atau pembalutyang tidak
steril..
·
Laserasi vagina/serviks yang tidak di perbaiki..
C. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas
1. Gizi
Pendidikan
kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin
A (200.000 unit).
2. Kebersihan diri
Pendidikan
kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan
daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu
untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
3. Istirahat / tidur
Pendidikan
kesehatan untuk ibu
nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk
cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan;
menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI
yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri.
4. Pemberian ASI
Pendidikan
kesehatan untuk ibu
nifas dalam pemberian
ASI sangat bermanfaat, karena pemberian
ASI merupakan cara yang terbaik untuk
ibu dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses
laktasi dan ASI;
mengajarkan cara perawatan payudara.
5. Latihan/ senam nifas
Pendidikan
kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan pentingnya
pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
dapat bantu mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.
6. Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Pendidikan
kesehatan tentang seks dan keluarga
berencana yaitu:
hubungan seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa
nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB tergantung pada pasangan yang
bersangkutan; berikan KIE tentang alat
kontrasepsi
KB
.
KESIMPULAN
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Komplikasi masa nifas adalah keadaan
abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman yang
seringkali menyebabkan infeksi.
Bidan memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberian asuhan post partum. Seperti melakukan manajemen asuhan
dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas dengan memberikan asuhan secara
professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar