Sabtu, 31 Maret 2012

NIFAS 6 HARI


MAKALAH ASKEB IV
NIFAS 6 HARI
Disusun Oleh :

*  Dewi sartika
* Reli Aprilawanti
* Tika bela sari
* Zone Asia ava berty
 



POLITEKNIK KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
T/A 2011/2012








 
KATA PENGANTAR
                                                      
Assalamualaikum Wr.Wb          
            Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang asuhan kebidanan IV  ini dengan baik.
            Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meningkatkan kemampuan kami dalam mempelajari Asuhan kebidanan IV khususnya mengenai deteksi dini komplikasi dan penyulit masa nifas 6 hari.Walaupun kami mendapat hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan pengarahan ,kami  dapat menyelesaikan makalah ini dan mengucapkan banyak terima kasih.
kami menyadari makalah ini masih sangat sederhana, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harepkan demi kesempurnaan makalah tentang asuhan kebidanan IV.










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan .
Banyak para ahli mendefinisikan pengertian masa nifas,yaitu :

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

B.     Tujuan Asuhan Masa Nifas
·         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
·         Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
·         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.Memberikan pelayanan keluarga berencana.
·         Mendapatkan kesehatan emosi.




C.     Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
·         Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
·         Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
·         Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 miggu setelah persalinan (36 – 42  hari).

D.    Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
·         Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
·         Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
·         Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
·         Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

E.      Pelayanan yang diberikan adalah :
·         Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
·         Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
·         Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
·         Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
·         Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
·         Pelayanan KB pasca salin
BAB II
PEMBAHASAN

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum agar dapat mendeteksi dini komplikasi dan penyulit yang mungkin terjadi.  Bidan perlu melakukan manajemen asuhan dengan mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk  mencegah atau mengobati komplikasi atau penyulit  dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
B.Komplikasi dan penyulit yang sering terjadi masa nifas 6 hari
a.       Gangguan Pada Payudara
1.      Bendungan air susu ibu.
Bendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu.Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi.Keadaan ini bukan merupakan overdestensi sistem lakteal oleh susu.

Penatalaksanaan:
a. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi.
b. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
c. Kompres dengan kantong es
d. Pemberian analgesic

2.      Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.

Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1) Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.

b. Gejala mastitis infeksius adalah :
1) Ibu mengeluh lemah dan sakit pada otot seperti flu.
2) Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3) Ibu demam
4) Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5) Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6) Terjadi pembengkakan pada payudara.

Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
b. Sangga payudara.
c. Kompres dingin.
d. Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus di dorong menyusui meskipun ada pus.
f. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik untuk mengurangi demam dan nyeri.
g. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39 0C), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
h. Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
i. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
3.      Putting susu lecet
a.Penyebab:
1.      Kesalahan tehnik menyusui
2.      monoliasis/sariawan mulut bayi yg menular ke putting
3.      pemakaian sabun, alcohol, krim atau zat iritan lain
4.      Bayi dg tali lidah (frenulum lingue) yang pendek
5.      menghentikan menyusu kurang hati-hati

b.Manajemen:
1.      Susukan pada putting yg normal terlebih dahulu
2.       < frekensi dan lamanya menyusu pada putting yg lecet
3.      Tehnik menyusui yang benar
4.      pelembut putting dan anti infeksi
5.      Hindari sabun, alcohol atau zat iritan lain
6.      Bubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yg sudah dimasak untuk menghindari payudara penuh

4.      Saluran susu tersumbat (OBSTRUCTIVE DUCT)
a.Penyebab:
Saluran yang tidak efektif karena:

·         Posisi dan tehnik yang salah sewaktu menyusui Hisapan yang kurang baik
·         Tidak sering disusukan termasuk tidak disusukan
·         Tekanan jari ibu, tidur atau baju waktu menyusui
·         Pemakaian BH yang ketat
·         Stress dan kelelahan
·         Sumbatan pada putting


b.Komplikasi dari: putting lecet, payudara bengkak
a.       Gejala:
·         Benjolan terlihat jelas dan lunak
·         Nyeri, bengkak yang terlokalisir
·         Kadang meradang dan merasa tidak nyaman, panas
c.Manajemen:
·         Masase
·         Kompres panas dingin secara bergantian
·         Keluarkan ASI setelah menyusui bila masih terasa penuh
·         Ubah posisi menyusui

5.      Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis.
a.       Bakteri penyebab sepsis puerpuralis:
·         Streptokoccus.
·         Stafilokoccus.
·         E. Coli.
·         Clostridium tetani.
·         Clostridium welchi.
·         Clamidia dan gonocokkus.
b.      Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:
·         Malalui tangan dan alat yang tidak steril.
·         Melaluui substansi.
·         Malalui aktivitas seksual.
c.       Tanda dan gejala sepsis puerpuralis.
·         Demam.
·         Nyeri pelviks.
·         Nyeri tekan di uterus.
·         Lokia berbau menyengat.
·         Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
·         Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.
d.      Faktor terjadi sepsis puerpuralis.
·         Personal Hygiene yang buruk.
·         Tekhnik asptik yang buruk.
·         Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir.
·         Adanya jaringan mati pada jalan lahir.
·         Inersi tangan, instrumen atau pembalutyang tidak steril..
·         Laserasi vagina/serviks yang tidak di perbaiki..
C. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas
Pendidikan kesehatan masa nifas meliputi:
1.      Gizi
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
2.      Kebersihan diri
Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.


3.      Istirahat / tidur
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri.
4.      Pemberian ASI
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI; mengajarkan cara perawatan payudara.
5.      Latihan/ senam nifas
Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat bantu mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.
6.      Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat kontrasepsi KB 
.
KESIMPULAN

          Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
            Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman yang seringkali menyebabkan infeksi.
            Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Seperti melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas dengan memberikan asuhan secara professional.
           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar